Minggu, 25 September 2016

NASIP WARGA RULI BERAKHIR DENGAN TRAGIS....

NASIP WARGA RULI BERAKHIR DENGAN TRAGIS....
Pengalaman hidup di Rumah liar ( RULI) , kurang kekompakan warga, dan antar RT/RW dengan warga kurang kompak. Ada warga yang bertahan, ada rt yang bertahan tapi ada yang di iming-imingin uang dan yang lainya maka kekompakan tidak ada. Karena bangsa kita masih menganut paham ADU DOMBA yang di warisi bangsa BELANDA. Maka kita tidak bersatu.
Seharusnya pihak pemerintah harus mencari solusi bagi warga tinggal di rumah kumu. Persolanan juga bahwa RULI itu tidak murni orang miskin saja yang tinggal disana.
RULI dijadikan bisnis bagi para pengusaha untuk mencari kekayaan sendiri tampa memikirkan warga yang miskin disekitar mereka.
Saya berharap jangan ada pihak2 tertentu, profokator dan pemberian harapan palsu, sehingga merugikan warga RULI. Kasihan demi tempat tinggal, mereka di kejar dan di pukil dijalan.
Yang pasti warga RULI di anak emaskan pada saat PILPRES, PILKADA, PIL GUB. Makanya pilih orang CALEG, WALIKOTA, GUBERNUR. kalau saat seperti ini mereka datang, membela kita....?
MANA SUARA MU.....??????
jangan di kejar di jalan seperti binatang buruan, sementara suara seorang pemimpin tidak perna berkata, .... Jangan di pukul, jangan di tembak.... suara itu tidak ada seperti kampanye dulu.
Berubalah pola pikir percayakan pemimpin kita yang benar2 bela rakyat kecil, kita memilih seorang pemimpin bukan karena uang tapi karena kemanusiaan, di saat kita susa dia mau bantu.
dulu ada CALEG yang membagi2 uang sekarang sudah terpilih.... mana suaranya.... ????????????
setelah menonton video amatir dari warga... teringat film perang jaman belanda dan jepang dulu....dimana semboyan mengayomi masyarakat .....?????
MAAFKAN AKU KALAU AKU SALAH.... SUARA ANAK RULI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar