Rabu, 07 Mei 2014

TUNTUTAN MAHASISWA DEMI RAKYAT BATAM






AKSI TUTUP MULUT  PENDEMO  SETELAH DI HAJAR POLISI DI KOTA BATAM

Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Sumatra Utara dan Jaring Mahali kota batam , melakukaun demonstrasi di depan kantor PLN kota batam , dengan cara TutUp mulut. Rabu 7/5/14.
Aksi demo  kali ini dengan cara  damai,  mulut mereka di lakban dengan lakban warna hitam melambangkan kematian. Demo di depan PLN wilaya Batam Centre kota batam ini Cuma 14 orang. Mereka ini sebelumnya melakukan demo di depan Pemko Batam dan dihajar oleh petugas kepolisian.
Walaupun dihajar dan diinjak oleh polisi namun sebagai calon intelektua mereka membela yang benar dengan membawa nama warga batam atas kebijakan yang salah menurut meraka, oleh pihak PLN.
Setelah sampai di depan kantor PLN para pendemo ini membuat tenda yang sudah di perispakan dan 14 demontran ini duduk dibawa tenda hitam , dengan mulut dilakban warna hitam.
Koordinataor demo Haloan Ritonga menyampaikan orasi dan beberpa teman mereka duduk sambil memegang poster yang bertulisan , “  demokrasi telah mati  orde baru telah lahir  kembali”.
Hari selasa 6/5/14 demo di depan pemko batam mereka memakai topeng akli ini mereka menutup mulut dengan lakban hitam dan duduk dibawa tenda hitam
Dalam pernyataan sikap  mereka, ada lima hal yang mereka tutuntut.Pertama  menolak pemadaman bergilir dari tanggal 5 samapi 12 juni 2014 karena merugikan konsumen.  Kedua, usut tuntas penyelewengan tarif progresif yang tidak memiliki dasar hukum dan merugikan konsumen. Ketiga  menolak rencana kenaikan PTLB (penyesuaian tarif listrik berkala) ke empat  memeinta transparansi  besaran penghasilan  PPJ dan penggunaannya yang di duga syarat dengan korupsi dan kelima, mempertanyakan uang jaminan konsumen.
Dalam demo dami ini kantor  pln Batam tetap beraktifitas seperti biasa tamu keluar masuk tapa di halangi oleh para pendemo.
Untuk menjaga agar jangan terjadi salah paham dan bentrok lagi dengan pihak polisi, seorang polisi menghampiri para pendemo untuk menyampaikan
Haloan aritonga mengatakan  tujuan mereka datang di PLN batam menindaklanjuti insiden yang terjadi satu hari sebellumnya di depan kantor Pemko Batam. Namun tuntutan kamis sebagai mahasiswa batam jelas . seperti disampaikan orasi diatas.
‘ aksi kali ini kami datang dengan menutup mulut warna hitam, kami beranggapan bahawa HUKUM di Negeri ini talah mati, warna hitam itu merupakan simbol kematian” kata haloan.
Haloan mengatakan bahwa tuntutan kami mahasiswa jelas, sesuai dengan peraturan walikota batam nomor 57 bahwa ada standarisasi PLN Batam melakukan berapa jam emadaman dan disitu juga ada perawatan mesin.
Haloan juga mengatakan apa yang kami lakukan ini bukan untuk kepentingan kami mahasisiwa yang demo dan di hajar,dipukul sama polisi, yang kami lakukan ini untuk kepentingan konsumen PLN di Kota Batam
Nikolaus Amun Mama STV Batam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar