Cerpen
Bahagia Yang Tertunda
By: Heni Ciwen
Sudah lama tidak melihat dirimu,
”apa kabar dan di mana dirimu?”….aaaahhh
aku tersadar oleh lamunanku, lamunan yang jauh tentang masalalu bersamamu,
rasanya ingin sekali bertemu dan bercerita tentang keadaan hidupku saat ini,
dimanakah kamu berada sekarang? Perpisahan itu sangat menyiksaku, mengapa bisa terjadi
dalam hidupku ini. Andai aku mampu memutar waktu,aku tidak akan mengampil
keputusan untuk pergi jauh darimu, dimana kita selalu bersama berdua, menikmati
hidup dan menikmati rasa yang kita punya.
Panas mentahari membakar tubuhku
dan seluruh kehidupan ku, saat ini aku sudah berada di kota yang jauh dari
kelurga dan jauh dari tempat kelahiranku, tapi kenangan bersamamu takkan pernah
terlupakan, saat dulu kita bersama memadu kasih sayang . Teresa dunia ini milik
kita, manisnya madu kita terengguk bersama, masa remaja itu masa yang paling
indah yang aku rasakan.
“ Hai,…anak baru ya” itulah
sapamu saat pertama kali kita berkenalan
“ ya,…aku
mahasiswi baru” jawabku biasa aja,….
“ Jurusan
apa” Tanya lagi
“ Aku ambil
jurusan manajemen bisnis” jawabku sekali lagi dengan acuh tak acuh,…
“ Oh,..oke
selamat bergabung ya di Fakultas ini,..eeh kenalin dong namaku Hendri, kamu
siapa?| Tanyanya sambil menatap wajahku
“ aku Leni “
jawabku masih dengan cueknya
“ hmmm nama
yang bagus,…kita kekantin yuukk,” ajaknya padaku, kutatap wajahnya penuh
keheranan,..
“ kenapa menatapku
seperti itu? tanyanya kembali,…” ada yang salah ya dengan ajakkanku tadi atau
aku salah bicara, ok,…aku minta maaf dan kalau tidak mau aku ajak juga tidak
apa-apa kok,…” sambil berlalu bang Hendri meninggalkanku,..akupun yang tadi
cuek-cuek aja mulai memperhatikanya, akhirnya akupun berlari kecil mengejarnya
“ tunggu
bang,..maaf aku tadi kaget aja ,..soalnya kita baru kenal , aku takut ada yang
lihat kita jalan bareng trus ada yang
marah” kataku sambil berjalan disampingnya. Kamipun berjalan menuju kantin
sambil bercerita dan bercanda-canda kecil.
Hari demi hari ku lalui, semakin
akrab dan tidak terasa benih-benih cinta mulai tumbuh di antara kami,… Bang
Hendri selalu menjemput dan mengantar aku pulang kuliah, kami jarang langsung
pulang ke rumah,…kami sering mengabiskan waktu pergi ketempat-tempat yang
mengasikkan, hanya sekedar menghilangkan penat dan lelah sehabis kuliah. Bang
Hendri laki-laki yang sangat baik dan romantis, penuh perhatian. Rasa cintaku
begitu dalam dan rasanya tidak ingin berpisah darinya, tatapan matanya yang membuat hatiku terasa teduh dan senyumnya
yang selalu membuat aku bahagia, membuat aku tidak ingin berpisah dan jauh
darinya
Malam
semakin larut hujanpun semakin derasnya hingga kami tidak bisa pulang ke rumah,
kami berteduh di sebuah rumah kosong dan
gelap.
Dinginnya
udara malam itu menyelimuti tubuh kami, suara petir yang mengelegar membuat aku
ketakutan dan memeluk tubuh bang Hendri, kamipun berpelukan erat sekali, terasa
hangat di sekujur tubuh ini, nafas kami saling berburuh , remasan tangannya dan ciuman dibibirnya
membuat tubuhku lunglai tak berdaya, tatapan mata kamipun sangat membakar hasrat yang tiba-tiba
menggoda dan menggelora sekujur tubuh dan pikiran kami hingga sampai akhirnya
kami tak sadar melakukan hubungan yang
terlarang. Hasrat kamipun terus terbakar
saling menikmati gelorah di sekujur tubuh, tak perduli dengan suara petir yang
mengelegar dan suara hujan yang deras . Hujanpun mulai redah kamipun mulai
tersadar . Aku terdiam dan menangis
setelah sadar apa yang kami lakukan yang seharusnya tidak kami lakukan tapi
sudah terjadi.
“ Aku takut
Bang?” tangisku…” Mengapa ini kita lakukan? Abang jahat,..aku telah ternoda,aku
jadi wanita yang kotor, aku wanita yang tidak cuci lagi, apa yang aku banggakan
dari diri ini, abang tega lakukan itu padaku” tangisan semakin menjadi-jadi, Bang
Hendripun membujuk aku agar aku
tidak menangis
dan tenang.
“ sayang,….
untuk apa menangis dan menyesali,? Semua sudah terjadi, semua sudah kita
lakukan sayang,” bujuknya padaku
“ abang berjanji akan mempertanggung jawabkan
semuanya” bujuknya kembali padaku
“ Percayalah,
abang tidak akan menghianati cinta ini, kamu adalah milikku seorang dan
selamanya” tangannya menggenggam tanganku dan sambil memelukku
“ Abang
sangat mencintaimu Len, abang tidak ingin kita berpisah” bisiknya padaku.
Akupun diam dan berhenti menangis, aku yakin atas apa yang di janjikannya.
“ Akupun
mencintamu,…aku sangat menyayangimu sepenuh hatiku”. ucapku . akhirnya kamipun pulang
dan bang Hendri mengantar aku pulang sampai ke rumah. Didalam kamar aku
menangis seperti menyesali apa yang sudah terjadi barusan, aku tidak mengerti
dengan apa yang terjadi dalam pikiranku, aku menangis karena perasaanku yang
takut atau menyesal atau bahagia.
Aku
merasakan ada yang aneh dengan bang Hendri sudah jarang dia menjemputku dan
kamipuns udah jarang bersama-sama lagi, seperti ada yang memisahkan,…Setiap aku
ajak jalan atau aku minta jemput bang
Hendri sering sekali menolak dengan alasan sibuk dengan ujian atau sibuk dengan
kerjaannya. Hatiku menjadi sedih seakan
–akan aku sudah tidak ada lagi di hatinya, akupun mulai penasaran, ku coba mencari
apa penyebab bang Hendri berubah padaku. Aku sering bertanya pada
teman-temannya di kampus atau di tempat dia bekerja, tapi semuanya menjawab
tidak tau dan tidak pernah bertemu dengannya,….Hatiku semakin penasaran, rasa
ingin tahuku semakin besar dan ingin rasanya aku cepat-cepat menemukan
jawabannya.
Aku dan
teman-teman kampus pergi ke tempat pesta pernikahan teman kuliah, kami
beramai-ramai berangkat bareng dari kampus, di perjalanan kami bercanda gurau,
tak terasa kamipun sampai di tempat pesta pernikahan itu. Sambil menikmati
hidangan dan musik di pesta itu, tak sengaja aku melihat bang Hendri ada
diantara tamu-tamu pesta, betapa senangnya aku, ku coba menghampirinya dengan
penuh harapan tapi langkah kakiku terhenti saat apa yang kulihat tidak sesuai
dengan apa yang aku harapkan, bang Hendri bersama wanita dan seorang anak
perempuan yang manis dan sangat manja disebelahnya.
“Siapakah
wanita dan anak perempuan itu?”, hatiku bertanya
“ Mengapa
hatiku terasa hancur melihat mereka?, pada hal bisa saja itu saudaranya atau
adikknya? Tapi anak itu? Anak siapa? Mengapa begitu manja anak itu ada di dalam
gendongan bang Hendri?” hatiku semakin bertanya-tanya dan penuh penasaran.
Dengan
memberanikan diri aku menghampiri mereka
“ hai bang
Hendri,..apa kabarnya? tanyaku. Bang Hendri menatapku dengan gugup dan seakan
ada yang ingin dia tutupi,
“ Bang,…..siapa
mereka? Tanyaku kembali penuh penasaran
“ Jawab
bang!!,..Mengapa hanya diam seperti itu?”suaraku semakin kuat
“ anak siapa
ini?” bentakku dengan geramnya
“ Ada apa
ini” Tanya wanita di samping bang Hendri
“ Siapa kamu
yang berani membentak suamiku” kata wanita itu sambil membentaku kembali, terasa
di sambar petir siang bolong tubuhku ,
lemas tak berdaya saat ku mendengar wanita itu menyebut bang Hendri sebagai
suaminya, dunia terasa berguncang dan aku tak kuasa menahan tangisku, ku
berlari meninggalkan mereka, hatiku sakit, sakit sekali, harapanku hancur dan
musnah, inikah balasanya yang aku dapat setelah ku serahkan ke sucianku? manis
cinta kami lakukan bersama dan sering kami melakukan hubungan terlarang itu,
bahkan berulng-ulang kami lakukan, aku sering tak dapat menolak jika bang
Hendri menginginkanya, aku sering tak kuasa menahan hasratku sendiri saat kami
berdua.
Aku malu
pada diriku sendiri, ternyata aku pacaran dengan suami orang dan sudah
mempunyai anak. Aku jijik dengan diriku, aku merusak rumah tangga orang, aku
wanita yang rendah yang mencintai suami orang. Aku menangis berhari-hari,
menyesali perbuatanku, menyesali apa yang sudah terjadi.
Semakin hari
semakin tak kuasa aku menahan persaan ini, hidupku sudah hancur, aku malu pada
keluarga dan orang tua yang sangat membanggakanku, aku anak yang tidak
berbakti, aku menghianati kepercayaan meraka.
Akhirnya aku
berniat pergi ke kota lain agar aku bisa tenang dan bisa melupakan masa-masa
sulit ini, aku pamit sama keluarga dan orang tua, meski mereka tidak mengizinkan
tapi aku bersih keras pergi dari kota ini, aku tidak memberitahukan kepada bang
Hendri karena aku tidak ingin dia tahu kalau hatiku hancur karena dirinya,
memang aku sakit hati padanya tapi cinta ini lebih besar dari rasa sakit yang
aku rasakan.
Aku
berangkat sendiri menuju pelabuhan,…di pelabuhan ini aku mencoba mengkuatkan
hati agar aku sanggup pergi dan
meninggalkan kota ini, samar ku dengar suara orang memanggilku
“ Leni,
jangan pergi” suara itu tidak asing lagi di telinggaku, aku menoleh ke arah
suara itu
“ Mengapa
abang tau aku ada disini?”tanyaku
“ Beberapa hari ini abang mencarimu dan abang
dapat kabar dari temanmu kalau kamu mau pergi dari kota ini”. Katanya
menerangkan
“Maafkan
abang selama ini,” lanjutnya
“ abang
tidak berterus terang padamu tentang diri abang yang sebenernya, tapi abang
tidak bermaksud untuk melukai hatimu, abang sangat menyayangimu dan sangat
mencintaimu, abang tidak ingin kehilanganmu, sekali lagi jangan pergi ya
sayang,”kata bang Hendri tanpa menghiraukan keadaan disekeliling yang penuh dengan
orang-orang berlalu lalang.
Aku
tertunduk diam menahan rasa yang bercampur didalam hati,
“ tapi aku
harus pergi bang, aku tak sanggup menahan rasa sakit dan hancur hatiku, aku tak
kuat melihat abang dan keluarga abang, aku tak ingin menjadi wanita penghancur
rumah tangga abang, aku tak ingin menjadi wanita penghalang kebahagiaan
kalian”. Kataku sambil menangis
“ Abang tau
itu, abang juga mengerti tapi sungguh abang tidak ingin kamu pergi jauh”,
“
Leni,…abang mencintaimu , abang berharap cinta kita ini menyatu,” Bang Hendri
mulai terbawa perasaanya
“ sudahlah
bang, semua sudah terjadi, keputusanku,….. aku memang harus pergi jauh dari
kota ini
“ kataku
dengan begitu yakin
“
sayang,…kamu tidak tau apa sebenarnya
yang terjadi tentang diri abang, abang dipaksa menikah sama orang tua dengan istri abang itu,” Bang
Hendri mulai menceritakan dirinya
“ abang juga terpaksa menuruti kehendak mereka
karena orang tua abang banyak hutang dengan keluarga istri abang ,’ ceritanya
padaku
” Dulu
keluarga abang sangat susah dan orang tua abang juga sakit-sakitan, abang juga
belum bisa apa-apa pada saat itu, abang tidak ingin melihat orang tua abang
menderita karena menahan sakit yang tak kunjung sembuh karena abang ingin
menjadi anak yang berbakti dan melihat orang tua sembuh, maka abang mau saja saat itu di jodohkan oleh
orang tua istri abang, jika abang menikahi anaknya, maka hutang orang tua abang
lunas dan kami jadi keluarga,” sambil menghelah nafas bang Hendri melanjutkan ceritanya.
“ Tapi
setelah abang menikah orang tua abangpun meninggal, abang sangat sedih sekali,
terus abang hidup hanya berdua dengan istri abang, memang abang hidup penuh
kecukupkan karena istri abang dari keluarga yang sangat kaya raya, tapi apalah artinya harta
kalau abang tidak bahagia dan tidak mencintainya, istri abang hamil dengan
laki-laki lain dan laki-laki itu pergi tidak bertanggung jawab atas
perbuatannya,makanya abang di paksa menikah untuk menutupi aib mereka, dan anak
perempuan itu adalah anaknya dengan laki-laki lain”,…
“ sampai akhirnya kita ketemu, abang merasakan
suasana yang sangat berbeda saat kita bersama semuanya terasa indah,” kata bang
Hendri penuh harap,
Bang Hendri
tertunduk menahan perasaan hatinya bercambuk, ku lihat wajahnya yang sangat
terpukul dan sedih yang mendalam, tapi mungkin ini semua sudah jalannya
kehidupan, harus bertemu dan harus berpisah.
Panggilan
untuk penumpang kapal laut sudah berbunyi 2 kali tandanya kapal akan segerah
berangkat, akupun pamit sama bang Hendri,mesti hati terasa tidak rela tapi aku
harus pergi dan meninggalkan semuanya,
“ Bang ,.aku
pergi dulu, maafkan kalau keputusanku ini salah dan sangat menyakitkan,” kataku
sambil mencium tangannya dan air mata inipun menetes,
Bang Hendri
merangkulku dengan eratnya dan mencium keningku seperti tidak ingin melepasku,…
“ Sayang,…”
bisiknya di telinggaku
“ jaga baik
dirimu ya, jangan nakal, jika ada kesempatan abang akan menyusulmu, abang akan
membuktikan janji dan cinta kita yang abang ucapkan padamu sayang,….”
Kata-katanya sangat membuat hatiku terenyuh
“ disini
abang akan berjuang untuk lulus kuliah dan lepas dari keluarga istri abang”
“ Abang
ingin bahagia denganmu sayang,…ingatlah janji abang ini, abang mencintaimu ,
forever” diciumnya keningku sekali
lagi,….akupun beranjak pergi dan berjalan menuju kapal laut itu. Dalam hatiku
berkata, selamat tinggal sayang, maafkan aku atas kesalahan dan keputusan ini,
jika kita berjodoh kita pasti akan bertemu lagi bang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar