Siaran Pers
Pesta
Fusal Kita Flobamorata
“Berjuang Untuk Menang, Belajar Untuk Kalah”
Mengangkat tema “Berjuang untuk menang, belajar untuk kalah”,
keluarga besar Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, serta Sabu,
Rote, Solor, dan Adonara) di Batam menggelar turnamen futsal yang disebut
sebagai “pesta futsal” untuk anak-anak Flobamorata Batam usia 9 – 14 tahun. Pesta
ini diadakan selama dua hari yakni pada Rabu, 14 Oktober 2015, dan pada Minggu,
18 Oktober 2015. Mengambil tempat di lapangan Astoria Futsal Beverly Batam
Center. Pesta hari pertama akan dibuka
pada pukul 09.00 WIB dengan partai eksebisi yang dilakoni oleh para orangtua
Flobamorata Batam. Kemudian dilanjutkan dengan tiga puluh dua (32) partai babak
penyisihan yang menggunakan sistim setengah kompetisi. Lanjutan babak
penyisihan sampai dengan babak final berlangsung pada Minggu, 18 Oktober 2015 pukul 12.00 – 20.00 WIB dengan
16 pertandingan.
Turnamen
ini disebut sebagai sebuah “pesta” untuk anak-anak, karena mestinya begitulah ciri
sebuah pertandingan anak-anak. Yang disajikan adalah kegembiraan, keceriaan,
membuka visi bagi masa depan mereka. Anak-anak diberikan “panggung” ekspresi
bakat dan kemampuan agar berkembang lebih terarah, sambil juga mereka belajar
dari kelebihan orang lain, bagaimana bersosialisasi dengan benar, menghargai
sama-saudara dan memupuk rasa persabahabatn dan kekeluargaan
Para
orangtua Flobamorata yang menjadi penggagas “pesta futsal” ini adalah Ibrahim
Weto, Simon Payung Masan, dan Berto Izaak Doko. Berto yang juga adalah mantar
Ketua KNPI Provinsi Kepualauan Riau, dan kini masuk dalam jajaran Pengurus
Pusat KNPI, mengatakan bahwa mereka ingin dengan turnamen ini anak-anak
Flobamorata Batam semakin percaya diri, menghargai kemampuan diri sendiri,
tidak bergantung pada orang lain. Tema di atas dipilih karena menurut para
penggagas ingin memberikan satu pendidikan nilai, pendidikan karakter bahwa
untuk menang, orang harus berjuang, dan orang juga harus belajar untuk menerima
kekalahan, jika memang orang lain lebij dari dirinya, dengan demikian menerima
kemenangan orang lain, dan itu sebagai motivasi menghadap ke depan.
Mengapa
futsal dipilih? Karena futsal memberi ruang batas yang sempit dan kecil. Ruang
batas yang sempit dan kecil ini merangsang kreativitas dan efektifitas ruang
gerak para pemainnya. Ruang gerak yang sempit dan kecil membantu anak-anak
untuk bagaimana melatih diri menyikapi kehidupan nyata dalam masyarakat sesuai
gerak zaman.
Adalah
lebih dari 30 tim yang mendaftar, namun penyelenggara membatasi hanya 20 tim
peserta saja dengan mengambil sistim setengah kompetisi. Kedua puluh tim
tersebut dibagi dalam empat group yang setiap group terdiri dari lima tim.
Group A dihuni oleh Perselam Kenari A FC, Flowers FC, Spy Force FC, Putra
Omesuri FC, dan Persil FC. Group B terdiri dari SSB Tanjung Uma A FC, Blue
Eagle FC, Bukit Senyum United FC, Floja FC, dan tim dari SD Sinar Timur. Group
C ada tim Kelimutu A FC, Perselam Kenari B FC, Putra Dolorosa, FKOR (Flores
Komunitas Orang Rantau), dan SSB Tanjung Uma B FC. Di group D adalah tim dari
SMP Sinar Timur, Lamaholot FC, Viva Guadalupe FC, Kelimutu B FC, dan Oro’wala
FC. Turnamen ini dipimpin oleh tim wasit dari PS Futsal Batam dengan koordinator
Saudara Zaka yang adalah juga salah satu putra Flobamorata Batam.
Berkaitan
dengan turnamen ini diadakan dalam masa-masa sehingga ada sementara orang
berpikir ada kaitannya pilkada, Pieter P Pureklolong sebagai koordinator
penyelenggara tidak memusingkannya, karena dia yakin ini dibiayai murni dari
para penggagas dan gotong-royong dari beberapa orangtua dan anak muda
Flobamorata yang peduli kepada anak-anak mereka. Pieter juga berpendapat bahwa jika
dikaitkan dengan politik, semangat permainan futsal dan filosofinya itu memang seperti
dalam politik atau bahkan keduanya sama.
Di
dalam futsal, ada yang berlari mengejar bola, berkeringat, berjuang, ada seni
bermain, ada strategi, ada juga yang mengatur teknik-strategi dengan seni
tertentu, dan langkah-langkah berhadapan dengan lawan dengan kostum dan bendera
yang berbeda. Ada wasit yang memimpin pertandingan, ada peraturan khusus yang
telah disepakati dan menjadi pijakan bersama dalam permainan. Dan jangan lupa,
ada penonton yang bersorak memberi motivasi dan semangat. Demikian juga sama
halnya dalam politik-pilkada. Ada kontestan yang saling berhadapan dengan warna
kaos dan bendera berbeda, punya strategi dan tim yang mengatur strategi
kemenangan. Ada peraturan yang disepakati, ada juga semangat saling menghargai.
Ada juga “wasit” (KPU-Panwaslu) yang mengatur dan mengawasi jalannya pilkada
yang lebih sering dihayati sebagai pertarungan, padahal sebetulnya adalah
sebuah “pesta politik”.
Pada
akhirnya, baik dalam futsal maupun pilkada, ada yang menang dan menjadi juara,
tetapi juga ada yang kalah. Ada kegembiraan dan ada kesedihan. Ada airmata
sukacita, ada juga airmata dukacita. Ada yang menegakan kepala, namun ada yang
tertunduk lesu seakan tak percaya, yang semua tergambar sebagai sebuah
kenyataan hidup yang harus diterima. Dan untuk menerima kekalahan, orang harus
belajar untuk itu. Dari sisi inilah futsal juga dapat diterima sebagai sebuah
pendidikan politik di mana orang harus menerima kenyataan politik.
Lebih
dari itu penyelenggara mengundang seluruh keluarga besar Flobamorata Batam dan semua pencinta
kegembiraan, persahabatan, dan kekeluargaan untuk dating menonton, menyaksikan
dan ikut dalam “pesta bersama”, Pesta Futsal Kita Flobamorata.*
Batam,
13 Oktober 2015
Pieter P Pureklolong
Koordinator
Penyelenggara
Salah satu tim yang berpartisipasi: SSB Viva Guadalupe, dengan
pelatih Yuven
Tidak ada komentar:
Posting Komentar