Jumat, 16 Oktober 2015

“Berjuang Untuk Menang, Belajar Untuk Kalah”






Siaran Pers

Pesta Fusal Kita Flobamorata
“Berjuang Untuk Menang, Belajar Untuk Kalah”

Mengangkat tema “Berjuang untuk menang, belajar untuk kalah”, keluarga besar Flobamorata (Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata, serta Sabu, Rote, Solor, dan Adonara) di Batam menggelar turnamen futsal yang disebut sebagai “pesta futsal” untuk anak-anak Flobamorata Batam usia 9 – 14 tahun. Pesta ini diadakan selama dua hari yakni pada Rabu, 14 Oktober 2015, dan pada Minggu, 18 Oktober 2015. Mengambil tempat di lapangan Astoria Futsal Beverly Batam Center.  Pesta hari pertama akan dibuka pada pukul 09.00 WIB dengan partai eksebisi yang dilakoni oleh para orangtua Flobamorata Batam. Kemudian dilanjutkan dengan tiga puluh dua (32) partai babak penyisihan yang menggunakan sistim setengah kompetisi. Lanjutan babak penyisihan sampai dengan babak final berlangsung pada Minggu, 18  Oktober 2015 pukul 12.00 – 20.00 WIB dengan 16 pertandingan.
Turnamen ini disebut sebagai sebuah “pesta” untuk anak-anak, karena mestinya begitulah ciri sebuah pertandingan anak-anak. Yang disajikan adalah kegembiraan, keceriaan, membuka visi bagi masa depan mereka. Anak-anak diberikan “panggung” ekspresi bakat dan kemampuan agar berkembang lebih terarah, sambil juga mereka belajar dari kelebihan orang lain, bagaimana bersosialisasi dengan benar, menghargai sama-saudara dan memupuk rasa persabahabatn dan kekeluargaan
Para orangtua Flobamorata yang menjadi penggagas “pesta futsal” ini adalah Ibrahim Weto, Simon Payung Masan, dan Berto Izaak Doko. Berto yang juga adalah mantar Ketua KNPI Provinsi Kepualauan Riau, dan kini masuk dalam jajaran Pengurus Pusat KNPI, mengatakan bahwa mereka ingin dengan turnamen ini anak-anak Flobamorata Batam semakin percaya diri, menghargai kemampuan diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Tema di atas dipilih karena menurut para penggagas ingin memberikan satu pendidikan nilai, pendidikan karakter bahwa untuk menang, orang harus berjuang, dan orang juga harus belajar untuk menerima kekalahan, jika memang orang lain lebij dari dirinya, dengan demikian menerima kemenangan orang lain, dan itu sebagai motivasi menghadap ke depan.




Mengapa futsal dipilih? Karena futsal memberi ruang batas yang sempit dan kecil. Ruang batas yang sempit dan kecil ini merangsang kreativitas dan efektifitas ruang gerak para pemainnya. Ruang gerak yang sempit dan kecil membantu anak-anak untuk bagaimana melatih diri menyikapi kehidupan nyata dalam masyarakat sesuai gerak zaman.
Adalah lebih dari 30 tim yang mendaftar, namun penyelenggara membatasi hanya 20 tim peserta saja dengan mengambil sistim setengah kompetisi. Kedua puluh tim tersebut dibagi dalam empat group yang setiap group terdiri dari lima tim. Group A dihuni oleh Perselam Kenari A FC, Flowers FC, Spy Force FC, Putra Omesuri FC, dan Persil FC. Group B terdiri dari SSB Tanjung Uma A FC, Blue Eagle FC, Bukit Senyum United FC, Floja FC, dan tim dari SD Sinar Timur. Group C ada tim Kelimutu A FC, Perselam Kenari B FC, Putra Dolorosa, FKOR (Flores Komunitas Orang Rantau), dan SSB Tanjung Uma B FC. Di group D adalah tim dari SMP Sinar Timur, Lamaholot FC, Viva Guadalupe FC, Kelimutu B FC, dan Oro’wala FC. Turnamen ini dipimpin oleh tim wasit dari PS Futsal Batam dengan koordinator Saudara Zaka yang adalah juga salah satu putra Flobamorata Batam.
Berkaitan dengan turnamen ini diadakan dalam masa-masa sehingga ada sementara orang berpikir ada kaitannya pilkada, Pieter P Pureklolong sebagai koordinator penyelenggara tidak memusingkannya, karena dia yakin ini dibiayai murni dari para penggagas dan gotong-royong dari beberapa orangtua dan anak muda Flobamorata yang peduli kepada anak-anak mereka. Pieter juga berpendapat bahwa jika dikaitkan dengan politik, semangat permainan futsal dan filosofinya itu memang seperti dalam politik atau bahkan keduanya sama.
Di dalam futsal, ada yang berlari mengejar bola, berkeringat, berjuang, ada seni bermain, ada strategi, ada juga yang mengatur teknik-strategi dengan seni tertentu, dan langkah-langkah berhadapan dengan lawan dengan kostum dan bendera yang berbeda. Ada wasit yang memimpin pertandingan, ada peraturan khusus yang telah disepakati dan menjadi pijakan bersama dalam permainan. Dan jangan lupa, ada penonton yang bersorak memberi motivasi dan semangat. Demikian juga sama halnya dalam politik-pilkada. Ada kontestan yang saling berhadapan dengan warna kaos dan bendera berbeda, punya strategi dan tim yang mengatur strategi kemenangan. Ada peraturan yang disepakati, ada juga semangat saling menghargai. Ada juga “wasit” (KPU-Panwaslu) yang mengatur dan mengawasi jalannya pilkada yang lebih sering dihayati sebagai pertarungan, padahal sebetulnya adalah sebuah “pesta politik”.
Pada akhirnya, baik dalam futsal maupun pilkada, ada yang menang dan menjadi juara, tetapi juga ada yang kalah. Ada kegembiraan dan ada kesedihan. Ada airmata sukacita, ada juga airmata dukacita. Ada yang menegakan kepala, namun ada yang tertunduk lesu seakan tak percaya, yang semua tergambar sebagai sebuah kenyataan hidup yang harus diterima. Dan untuk menerima kekalahan, orang harus belajar untuk itu. Dari sisi inilah futsal juga dapat diterima sebagai sebuah pendidikan politik di mana orang harus menerima kenyataan politik.



Lebih dari itu penyelenggara mengundang seluruh keluarga  besar Flobamorata Batam dan semua pencinta kegembiraan, persahabatan, dan kekeluargaan untuk dating menonton, menyaksikan dan ikut dalam “pesta bersama”, Pesta Futsal Kita Flobamorata.*

Batam, 13 Oktober 2015

Pieter P Pureklolong
Koordinator Penyelenggara

Salah satu tim yang berpartisipasi: SSB Viva Guadalupe, dengan pelatih Yuven

Tidak ada komentar:

Posting Komentar