PAJAK PEMKO BATAM TAK TRANSPARAN
DPRD Kota Batam mengatakan Pendapatan Pajak di Pemko Batam
tidak transparan. Sejumlah target pajak tidak terpenuhi. Banyaknya uang Pemko
Batam dari pajak yang tidak tertagih juga patut dipertanyakan.
Udin P Sihaloho, anggota Banggar DPRD Batam mengatakan dalam
pembahasan anggaran dinas pendapatan daerah terkesan sangat tidak transparan.
"Target banyak yang tidak tercapai. Kalau saya melihat, itu malah
disengaja. Dan apakah itu ada maksud atau modus lain, ini juga harus
dipertanyakan," katanya.
Padahal menurut Udin Dinas Pendapatan sudah diberikan
insentif yang cukup besar sebagai upah atas pemungutan pajak dari wajib pajak.
Insentif itu didapatkan dari hasil total pengumpulan pajak.
"Mereka sudah diberikan insentif, ya jangan bermain-main
lagi dengan anggaran," katanya.
Ditanya mengenai kehidupan para kepala dinas di mata Udin,
menurutnya sangat mewah. Dibanding gaji yang diterima setiap bulannya dari
gaji, maka agak janggal menurutnya kalau sejumlah kepala dinas hidup serba
mewah.
"Kalau kita tanya mereka pasti bilang, punya usaha. Tapi
ketika usahnya kita pertanyakan, mereka tidak bisa menunjukkan atau
membuktikannya," tambahnya.
Asmis Patros, anggota komisi II DPRD Kota Batam yang
membidangi perekonomian mengaku bahwa ada insentif yang menggiurkan di Dispenda
dalam melakukan pemungutan pajak. Upah pemungutan itu bisa dinikmati oleh
eksekutif.
"Jadi itu bisa dibagi-bagi ke eksekutif. dan hanya
mereka yang bisa menikmati itu. Kalau kami komisi II, tidak pernah mendapatkan
itu," katanya.
Menurut Asmin, insentif yang didapatkan sekitar 2 persen dari
total pajak."Kalau pajak misalnya 100 miliar, maka insentif yang
dibagi-bagikan ke eksekutif sudah sebesar dua miliar," katanya.
Menurutnya, dengan insentif itu, harusnya Dispenda sudah
harus bekerja keras dan penerimaan pajak tidak banyak yang menunggak dari wajib
pajak," katanya.
Politisi dari Partai Golkar tersebut mengatakan bahwa
insentif itu diatur dengan undang-undang. Di mana pembagiannya diatur dengan SK
Walikota.
Ditanya mengenai kehidupan dan harta para kepala dinas
termasuk Kadispenda, Ia tidak banyak berkomentar. Meski demikian, menurutnya
bahwa secara kepatutan warga akan mempertanyakan seorang kepala dinas yang
memiliki harta berlimpah karena berbanding terbalik dengan pendapatan kepala
dinas.
"Kalau masalah itu, bisa saja sudah kaya dari orang
tuanya. Tetapi memang itu wajar dipertanyakan. Karena gaji PNS bisa kita hitung
sendiri berapa," katanya.(ian)
ANAK PULAU LEMBATA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar