Rabu, 19 November 2014

Pengawasan Lemah, Satu Kurir Bisa Selundupkan Uang Rp5,4 Triliun Setiap Tahun




Pengawasan Lemah, Satu Kurir Bisa Selundupkan Uang Rp5,4 Triliun Setiap Tahun




Berhasilnya jajaran kepolisian menggagalkan dugaan penyelundupan uang tunai ke Singapura oleh Cin Po, satu dari sekian banyak kurir yang berprofesi serupa, merupakan langkah awal untuk mengungkap kenapa nilai mata uang rupiah semakin menurun.

Bayangkan saja, satu orang menghilangkan peredaran rupiah di dalam negeri sebesar Rp500 juta setiap hari dikalikan satu bulan, atau dikalkulasikan 30 hari, nilainya Rp15 miliar. Kemudian dikalikan lagi dengan jumlah hari selama satu tahun atau 365 hari. Nilainya mencapai Rp5,4 triliun lebih uang tunai yang diselundupkan setiap tahunnya.

Kondisi tersebut baru untuk satu orang kurir saja. Sementara keterangan dari kepolisian, dalam satu hari data yang diperoleh mencapai tiga hingga tujuh orang yang membawa uang tunai keluar Indonesia.

Selain itu, informasi yang berhasil dihimpun dari sumber terpercaya, di Singapura terdapat penampung rupiah dengan harga tukar lebih rendah dibandingkan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia (BI).

Akibatnya, pelancong dari negara tetangga yang akan datang ke Indonesia, lebih memilih menukar mata uang negaranya menjadi rupiah di Singapura dibandingkan di Indonesia, sehingga perputaran uang tersebut tidak stabil dan menyebakan nilai rupiah semakin anjlok.

"Selisih nilai pertukarannya di Singapura sangat tinggi. Jika di sini (Indonesia) satu dolar Singapura senilai Rp9300, di sana satu dolar bisa saja senilai Rp7000 hingga Rp8000. Makanya banyak yang melakukan penyelundupan uang rupiah ke Singapura, karena mereka lebih banyak mendapatkan untung," sebut sumber.

Seperti pengakuan Cin Po di Mapolresta Barelang, dalam bulan November ini saja, ia sudah delapan kali membawa uang tunai dengan cara yang sama, melilitkan ke tubuhnya, dan tanpa ada laporan ke Bea dan Cukai.

Namun aksi yang kesembilan berhasil digagalkan pihak kepolisian. "Bulan ini sudah delapan kali saya bawa uang tunai ke Sigapura, tapi yang ke sembilan saya diamankan," jawabnya singkat.

Dengan kata lain, pengawasan yang dilakukan oleh Bea dan Cukai Batam bisa dikatakan masih lemah, sehingga banyaknya para mafia penyelundupan uang lolos melewati penjagaan petugas saat di pelabuhan.

Sedangkan Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Didik Erfianto mengakui kalau pihaknya baru kali ini menggagalkan upaya penyelundupan uang.

Hal itu juga dikarenakan adanya perampokan warga Indonesia di Singapura, sehingga terindikasi banyak yang berperan sebagai kurir dan menyelundupkan uang tunai ke luar negri. "Setahu saya dan selama saya di Reskrim, baru kali ini," jawabnya singkat, Rabu (19/11/2014).


Cin Po Selundupkan Uang dengan Cara Dililitkan ke Kaki dan Perut
Cin Po alias Cp, pria keturuan Tionghoa yang diamankan jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Barelang di Pelabuhan Internasional Batam Center karena diduga menyelundupkan uang rupiah ke Singapura sebesar Rp500 juta, diketahui membawa uang itu dengan cara dililitkan di paha dan perut.

Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Didik Erfianto, mengatakan, Cin Po merupakan kurir dari money changer yang berada di Batam. "Dia (Cin Po, red) kurir money changer. Uang itu dililit di paha dan di perut. Kita masih dalami. Sekarang masih berstatus saksi," kata Didik, Rabu (19/11/2014) siang.

Lebih lanjut dikatakan Didik, uang pecahan Rp100 ribu itu dibungkus dengan koran dan dililitkan di paha kanan dan kiri, serta di perut. "Masing-masing paha dililitkan uang Rp120 juta, dan di perut sebesar Rp260 juta," jelas Didik

Berita sebelumnya, Cp terpaksa diamankan jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Barelang di Pelabuhan Internasional Batam Center, Rabu (19/11/2014) pagi. Pria 31 tahun ini diduga berupaya menyelundupkan uang dari Batam ke Singapura.

Saat dibekuk, polisi menemukan uang tunai sebesar Rp500 juta dalam pecahan uang Rp100 ribu yang disimpan dengan cara menempelkan ke tubuhnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar